Jumat, 30 Mei 2014

SUBSTRAKSI



Substraksi adalah suatu teknik untuk menghilangkan atau mengurangi gambaran yang tidak diinginkan pada radiograf. Teknik ini digunakan pada pemeriksaan-pemeriksaan yang menggunakan media kontras seperti pada pemeriksaan angiografi.
Sebagai contoh pada radiograf hasil pemotretan arteriografi carotis dengan menggunakan media kontras, terlihat gambaran arteri-arteri didaerah kepala yang saling superposisi dengan bayangan tulang-tulang kepala. Untuk itu perlu dilakukan peniadaan gambaran tulang-tulang kepala agar gambaran arteri tampak jelas.



Langkah-langkah
  • 2 original radiograf dengan posisi pasien yang sama. Salah satu radiograf memiliki informasi yang tidak dimiliki oleh radiograf yang lain
  • Film positif dibuat dari salah satu dari radiograf original
  • Radiograf original yang lain disuperimposisikan dengan film positif
  • Dilakukan penyinaran dari kombinasi diatas
Prinsip
  • Mereduksi sampai kontras mendekati angka nol pada informasi yang sama diantara kedua radiograf original
  • Hasil akhir hanya berupa informasi yang berbeda pada kedua radiograf original
  • Teknik ini biasanya digunakan pada prosedur angiografi dimana 2 buah radiograf yang salah satunya terlihat kontras media
Persyaratan Original Film
  • Memiliki patient position yang sama
  • Memiliki kontras yang sama
  • Memiliki tingkat unsharpness yang sama
Film Positif/ MASK
  • Mask merupakan film positif yang dibuat dari salah satu radiograf original
  • Radiograf yang dibuat mask harus dipilih dari salah satu original, tetapi biasanya dipilih dari radiograf yang “tidak terdapat kontras media”/ foto polos
Karakteristik Mask
  • Disebut juga subtraction mask film
  • Single side emulsion film
  • Memiliki density range yang terbatas
  • Memiliki G=1
Menentukan exposure time
  • Densitometer, dengan cara menentukan midrange density: ½ (Dmax-Dmin). Kemudian lihat grafik untuk menentukan waktu eksposi
  • Produksi series stepwedge image, dari berbagai waktu exposi untuk kemudian ditentukan waktu eksposi dengan cara menyuperimposisikannya dengan film original
Proses produksi final
  • Mask harus benar-benar superimposisi dengan original film (yg ada kontrasnya)
  • Pastikan sisi emulsi yang kontak
  • Untuk final print, ada 2 jenis film yang digunakan yaitu yang memiliki gradien rata-rata 1 dan 1,75 (memiliki karakteristik kontras tinggi tapi mottle noise juga tinggi).
Pembuatan substraksi radiografi dapat dilakukan dengan menggunakan metode radiografi(screen methode), fotografi maupun elektronik(digital), tetapi pada dasarnya konsepnya pembuatan bayangan substraksi sama.

sumber : http://radiodiagnostik.wordpress.com/2012/05/25/duplikasi-dan-substraksi/

DAYLIGHT SYSTEM

Prinsip Dasar Daylight System:
         Pada awalnya merupakan sistem yang beroperasi dengan konvensional kaset yang dapat di loaded maupun unloaded secara otomatis tanpa harus memerlukan kamar gelap
         Merupakan kerja di tempat terang

Daylight Cassete
        Mirip dengan kaset konvensional dengan aspek penting diantaranya:
          1. Satu sisi kaset terbuka ( dengan seal ringan) untuk fasilitas muat film dari dispenser
          2. Sisi berseberangan dengan sisi terbuka terdapat lubang kecil terbuka (ID printing)
          3.Untuk menjaga kontak screen diberi penekan dengan mekanisme per (pegas)

Cassete Unloader

         1. Untuk membongkar film dari daylight cassete untuk diteruskan ke transport feeder/ case
         2. Dapat digunakan untuk daylight cassete segala ukuran
         3. Untuk operasi diperlukan listrik

Transport Feeder
       1. Merupakan film storage magazine dengan fasilitas bongkar film secara otomatik
       2. Dapat mengakomodir segala ukuran film
       3. Dapat dilepas dari cassete unloader dan dipasang pada adaptor kombinasi pada automatic processor
       4. Dilengkapai penunjuk bila transport feeder sudah kosong

Senin, 26 Mei 2014

FISIKA RADIASI



SINAR X


       DEFINISI dan SEJARAH

        Sinar X adalah salah satu radiasi gelombang elektromagnetik buatan yang memiliki panjang gelombang sangat pendek 10-7m s/d 10–9 m sehingga memiliki daya tembus yang tinggi terhadap material yang dilaluinya.
Radiasi dibagi menjadi 2 jenis :
1. Radiasi Pengion
2. Radiasi Non Pengion

• Pada tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman, 1845-1923), seorang profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di Jerman melakukan penelitian tabung sinar katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu kertas hitam agar tidak terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar. Lalu ia membuat ruang penelitian menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda, ia mengamati sesuatu yang di luar dugaan. Pelat fotoluminesensi yang ada di atas meja mulai berpendar di dalam kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung, pelat tersebut tetap berpendar. Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung, pelat masih tetap berpendar. Roentgen berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui terjadi di dalam tabung sinar katoda dan membuat pelat fotoluminesensi berpendar. Radiasi ini disebut sinar-X yang maksudnya adalah radiasi yang belum diketahui.  Tahun 1895 itu Roentgen melakukan penelitian sinar-X untuk mengetahui sifat-sifatnya. Berikut ini adalah sifat-sifat sinar-X:
• Sinar-X dipancarkan dari tempat yang paling kuat tersinari oleh sinar katoda.
• Intensitas cahaya yang dihasilkan pelat fotoluminesensi, berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik terjadinya sinar-X dengan pelat fotoluminesensi. Meskipun pelat dijauhkan sekitar 2 m, cahaya masih dapat terdeteksi.
• Sinar-X dapat menembus buku 1000 halaman tetapi hampir seluruhnya terserap oleh timbal setebal 1,5 mm.
• Pelat fotografi sensitif terhadap sinar-X.
• Ketika tangan terpapari sinar-X di atas pelat fotografi, maka akan tergambar foto tulang tersebut pada pelat fotografi. Skema peralatan ditampilkan pada Gambar 2. Foto tulang tangan yang diambil pada saat itu ditampilkan pada Gambar 3.
• Lintasan sinar-X tidak dibelokkan oleh medan magnet (daya tembus dan lintasan yang tidak terbelokkan oleh medan magnet merupakan sifat yang membuat sinar-X berbeda dengan sinar katoda).

SPEKTRUM GELOMBANG
SIFAT SIFAT SINAR X

1. Daya tembus
Sinar X dapat menembus bahan atau massa yang padat
2. Penyebaran
Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar
tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder(radiasi hambur) pada bahan atau zat yang dilalui
3. Penyerapan ( Absorbtion )
Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau kepadatan bahan atau zat tersebut.
4. Fluoresensi
Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau zink sulfide memendarkan cahaya (luminisensi).
5. Ionisasi
Sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut
6. Efek Biologi
Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi
7. Fotografi
Sinar X dapat menghitamkan film

PROSES PEMBANGKITAN SINAR X
Syarat syarat terjadinya sinar X :
• Adanya emisi elektron yang didapat dari pemanasan filament
• Beda potensial yang tinggi.
• Focusing Cup,untuk mengarahkan arah laju electron
• Ada target, material khusus untuk tumbukan electron
• Lintasan elektron Hampa Udara

Penjelasan Singkat
• Filament pada katoda dipanaskan sehingga terbentuk emisi elektron.Saat tegangan tinggi di alirkan pada kutub anoda dan katoda,maka elektron akan bergerak ke arah anoda dan menumbuk target.Hasil tumbukan ini mengakibatkan terjadinya beberapa reaksi sehingga 99% energi dikonversi menjadi panas dan 1% menjadi sinar X.
• Laju elektron diarahkan dengan focusing cup
• Lintasan elektron harus hampa udara
1.      Pemanasan Filament
Pemanasan filament akan menghasilkan emisi elektron.Arus pemanasan filament (Ih) biasanya berkisar 2A – 9A
2.      Tegangan Tinggi (KV)
Tegangan tinggi pada anoda (+) dan katoda (-) berkisar antara 40KV-150 KV.Tegangan ini berfungsi untuk menarik elktron dari katoda ke anoda.
3.      Rotary anoda
Saat elektron akan menumbuk target pada anoda, anoda berotasi untuk memberikan spot / titik tumbuk yang merata.
4.      Tabung sinar X harus hampa udara,agar elektron bisa melintas dari katoda menuju anoda
5.      Karena 99% energi hasil tumbukan elektron diubah menjadi panas,maka tabung X Ray dilapisi dengan gelas envelope dan oli pendingin untuk sirkulasi panas dan isolasi terhadap tegangan tinggi yang ada pada anoda dan katoda.

6.      Interaksi Materi
Saat elektron bertumbukan dengan material khusus pada target,akan terjadi proses yang menghasilkan radiasi:
1. Proses eksitasi
2. Proses Bremstrahlung

Proses Eksitasi
• Proses eksitasi adalah proses berpindahnya elektron ke kulit yang lebih luar, proses ini akan diikuti oleh proses de-eksitasi yaitu berpindahnya elektron dari kulit yang lebih luar mengisi posisi kosong yang ditinggalkan elektron tersebut.
• Pada proses de-ekitasi ini akan diikuti dengan memancarkan radiasi sinar-x karakteristik
Proses Bremsstrahlung
• Apabila elektron yang bergerak mengenai suatu atom,maka secara tiba2 laju elektron diperlambat secara drastis oleh atom tersebut sehingga mengubah arah lajunya.Saat proses perlambatan ini,elektron melepaskan energi berupa sinar X Bremstrahlung
• Makin besar nomor atom bahan penyerap akan menghasilkan fraksi sinar-x bremsstrahlung yang lebih besar

PARAMETER UTAMA DALAM PROSES PEMBANGKITAN X RAY

Tegangan Tabung (kV)
 Mempercepat elektron menuju katoda.
• Semakin tinggi tegangan yang diberikan akan semakin tinggi daya tembus sinar-x terhadap objek.
Arus Tabung
• Filamen (katoda) adalah sebagai sumber emisi elektron yang dipengaruhi oleh besarnya arus filamen (Ih) yang diberikan, makin tinggi arus maka jumlah elektron akan semakin banyak pula.
• Intensitas sinar-x yang dihasilkan akan berbanding lurus dengan jumlah elektron yang menumbur target per detik.
• Intensitas sinar-x yang dihasilkan berbanding lurus dengan besarnya arus tabung (mA)

Material Target (anoda)
• Material pembentuk target (anoda) akan sangat mempengaruhi jumlah sinar-x per unit yang dihasilkan
• Material juga akan mepengaruhi sinar-x type mana yang akan dihasilkan (karakteristik atau bremsstrahlung) 


sumber :  www.babehedi.com

Minggu, 25 Mei 2014

AUTOMATIC PROCESSING


A.    Jenis-jenis Prosessing
Pada  proses pencucian film radiografi terdiri atas beberapa jenis yaitu :
1.      Automatic processing
 Dalam processing automatic hampir sama dengan processing manual hanya perbedaannya pada prosesnya tidak mengalami proses rinsing ( pembilasan ), dan menggunakan tenaga mesin.
2.      Manual processing
Dengan menggunakan tenaga manusia yang melalui beberapa proses yaitu : Developer ( pembangkitan ) ; Rinsing ( pembilasan ) ; Fixing ( penetapan ) ; Washing ( pencucian ) ; dan Drying ( pengeringan ).
B.     Tahap Pengolahan Film
Setelah film mendapat penyinaran dengan sinar-X, langkah selanjutnya adalah film tersebut harus diolah atau diproses di dalam kamar gelap agar diperoleh gambaran radiografi yang permanen dan tampak. Tahapan pengolahan film secara utuh terdiri dari pembangkitan (developing), pembilasan (rinsing), penetapan (fixing), pencucian (washing), dan pengeringan (drying).
1. Developing
a. Sifat dasar
Pembangkitan merupakan tahap pertama dalam pengolahan film. Pada tahap ini perubahan terjadi sebagai hasil dari penyinaran. Dan yang disebut pembangkitan adalah perubahan butir-butir perak halida di dalam emulsi yang telah mendapat penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan dari bayangan laten menjadi bayangan tampak. Sementara butiran perak halida yang tidak mendapat penyinaran tidak akan terjadi perubahan. Perubahan menjadi perak metalik ini berperan dalam penghitaman bagian-bagian yang terkena cahaya sinar-X sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima oleh film. Sedangkan yang tidak mendapat penyinaran akan tetap bening. Dari perubahan butiran perak halida inilah akan terbentuk bayangan laten pada film.
b. Bayangan laten (latent image)
Emulsi film radiografi terdiri dari ion perak positif dan ion bromida negative (AgBr) yang tersusun bersama di dalam kisi kristal (cristal lattice). Ketika film mendapatkan eksposi sinar-X maka cahaya akan berinteraksi dengan ion bromide yang menyebabkan terlepasnya ikatan elektron. Elektron ini akan bergerak dengan cepat kemudian akan tersimpan di daiam bintik kepekaan (sensitivity speck) sehingga bermuatan negatif. Kemudian bintik kepekaan ini akan menarik ion perak positif yang bergerak bebas untuk masuk ke dalamnya lalu menetralkan ion perakpositif menjadi perak berwarna hitam atau perak metalik. Maka terjadilah bayangan laten yang gambarannya bersifat tidak tampak. Kejadian ini tergambar melalui reaksi kimia sebagai berikut: AgBr Ag + + Br - Br - + radiasi Br - + e – SS + e - SS - SS - + Ag + Ag
Larutan developer terdiri dari:
Developing Agent ( Reducing Agent ), bahan yang digunakan sodium hidrosulfit, hidrogen peroksida,formal dehid dan vit.C. Berfungsi sebagai reducing agent,memroduksi perak bromida menjadi perak metalik. Bersifat basa lemah dan ph 11,5. Zat yang digunakan pada developer yaitu methol dan hidroquinon.
Accelarator Berfungsi untuk mempercepat proses pembangkitan. Cara kerja mengembangkan emulsi film sehingga mudah ditembus oleh developing agent.
Restreiner Berfungsi untuk menahan reduksi yang berlebihan terutama pada kristal AgBr pada film yang tidak tereksposi. Presorvatif Untuk menangkal pengaruh oksigen.
Solvent Berfungsi sebagai pelarut.
c. Faktor-faktor penting dalam penggunaan developer:
1) Suhu / temperature.
2) Agitasi yaitu proses / gerakan menggoyangkan film selam proses pembangkitan.
3) Keadaan developer.

2.      Rinsing ( pembilasan )
Pada tahap rinsing / pembilasan digunakan air dengan ph netral yaitu ph 7 untuk menghilangkan cairan developer yang masih menempel pada film yang bersifat basa dan masuk pada tahap selanjutnya pada ph asam.
3.      Fixing ( penetapan )
Mempunyai tujuan : Menghentikan proses pembamgkitan sehingga tidak ada lagi perubahan bayangan pada film Untuk melarutkan perak bromida yang tidak terkena eksposi sehingga pada bagian yang tidak terkena eksposi akan tampak bening Menyamak emulsi AgBr agar tidak menjadi rusak Komposisi dari fixer : Fixing agent yaitu untuk melarutkan perak bromida yang tidak terkena eksposi.Bahan dari fixer sodium theosuphate dan amonium theosulphat Asam ( acid ) Yaitu untuk menghentikan aksi dari developer secara cepat / merata Stabiliser ( presorvatif ) Buffer Hardener
4.      Washing (pencucian)
Bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan yang diperoleh selama penetapan dengan suhu 250C.Waktu standar proses washing 10 menit.
5.      Drying (pengeringan)
Temperatur yang digunakan 400C - 500C dengan kelembapan yang rendah.
C.  Automatic Processing
Pengolahan film secara otomatis dengan menggunakan mesin pengolahan film untuk melakukan pekerjaan pengolahan film yang tadinya dikerjakan oleh manusia. Alasan digunakan automatic processing:
1)      Pengolahan film bisa dilakukan dengan cepat , paling lama 120 detik dan paling cepat 90 detik
2)      Pekerjaan dilakukan lebih praktis dan bersih
3)      Pengolahan film mempunyai waktu yang standar
4)      Kamar gelap yang digunakan relatif kecil
5)      Serta biaya yang digunakan lebih terjangkau
 Tahapan pengolahan film melalui automatic processing hampir sama dengan pengolahan film secara manual, pada automatic processing tidak ada tahapan rinsing seperti pada processing manual karena telah digantikan oleh roller. Tahapan pengolahan film secara automatic : Developer, fixer, washing, drying.
a.       Sistem Transportasi Roler
Sistem roler transportasi terdiri dari, penggerak utama, dan sejumlah roler penggerak film pada tangki cairan.
1.      Ketika film ini ditempatkan di baki dua roler menarik film tersebut ke dalam mesin. Sebuah tombol mikro biasanya digunakan sebagai alat pengaman untuk memperingatkan operator ketika lebih dari satu film ditempatkan dalam mesin pada saat yang sama. Juga, saklar mikro akan aktif ketika sistem sedang beroperasi.
2.      Film ini bergerak sirkuler melalui jalurnya dan vertikal ke bawah masuk kedalam cairan developer melalui serangkaian roler menyusun mengitari susunan roler lalu bergerak vertikal ke atas, melewati rol yang lain. Bergerak dengan cara yang sama melalui bahan kimia.
3.      Roler bergerak melewati rangkaian roler melalui poros penggerak utama dijalankan oleh motor penggerak. Melalui serangkaian roda gigi, gir, gerak mekanik yang diberikan kepada rol dari penggerak utama.
b.      Pengoperasian Prosesing Otomatis
1.      Awal Pengoperasian:
a)      Buka kran air pembilas dan katup tangki pengisian.
b)      Hidupkan semua saklar.
c)      Biarkan 15 menit untuk pemanasan cairan.
d)     Buka penutup prosesing.
Putar roda gigi dan bersihkan rol dengan spons basah atau kain. Lap rol stainless steel dan pelat developer. Hal ini harus dilakukan setiap kali telah mesin dioperasikan cukup lama untuk bahan kimia yang mengering pada roller.
e)      Periksa permukaan dalam tangki prosesing dan tangki pengisian.
Periksa aliran air pembersih.
f)       Periksa filer air.
g)      Masukkan film kedalam prosesing dan sesuaikan ukuran aliran untuk tingkat pengisian yang benar.
h)      Pasang kembali penutup prosesing lalu periksa rangkaian rol pengering.
i)        Pastikan semua penutup dan panel di tempatnya.
j)        Jalankan film pembersih untuk membersihkan roler, yang terendam cairan. Jangan menggunakan kain pembersih.
k)      Pastikan developer dan air pembersih telah stabil pada suhu yang tepat.
2.      Feeding Film:
a)      Tempat film di tray input prosesing dan dorong sampai rolermenariknya. (Lihat rekomendasi pabrik untuk petunjuk lengkapnya).
b)      Ketika indikator bunyi berbunyi, tandanya prosesing siap diisi dengan film lain.
3.      Selama Operasi:
a)      Lihat pengisian dan aliran air sesekali.
b)      Lihat air pembersih dan termometer developer sesekali.
4.      Menghentikan:
a)      Matikan semua switch.
b)      Buka cover dan bersihkan dengan spons basah atau kain. Gunakanalas bukan logam untuk kotoran membandel dan bahan kimia.
c)      Bersihkan rol stainless stell dan periksa bahwa putaran roller bebasdari noda dan kemudian pasang penutupnya.
d)     Bersihkan roller pengering.
e)      Siram bak di bawah tangki cairan.
f)       Lap zat kimia yang menempel pada processing.
g)      Matikan air pembersih.
h)      Untuk mencegah berkarat, biarkan tutup pengering dan prosesing terbuka sedikit ketika mesin tidak berjalan.
5.      Posisi diam:
a)      Untuk mengatasi pekerjaan darurat pada malam hari atau selamamasa-masa sepi lainnya, biarkan hanya tombol pemanas dan pengering tetap menyala.. Kemudian, ketika switch lain diaktifkan,mesin siap untuk memproses.
b)      Juga biarkan katup terbuka pada saat air pembilas dingin mengisiuntuk penggantian air yang panasnva.
c)      Untuk menghemat waktu, putar switch lainnya sebelum memprosesfilm.
6.      Melepaskan Film Tersumbat
a)      Lembar film:
1)      Biarkan prosesing tetap menyala
2)      Buka penutup prosesing di depan tumpukan film
3)      Lepaskan film pada titik itu untuk menghindari lagi film yangmenumpuk.
4)      Masukan film ke dalam tangki berisi air untuk mencegah film saling menempel.
5)      Atasi film tersumbat. Matikan sirkulasi, jika susunan roler telahdipindahkan. Lepaskan film di dalam susunan roler yang dekat dengan titik sumbatan.
6)      Menentukan penyebab sumbatan dan memperbaiki sumbatan.- Roll film
7)      Matikan prosesing
8)      Potong film
9)      Bersihkan film dari rangkaian rolerg
c.       Ukuran waktu pemrosesan
Jumlah waktu yang dibutuhkan film melewati proses pencucian dengan rentang waktu antara 45 - 210 second. Jenis film, temperature dan ukuran replenishmen menentukan waktu pemrosesan. 
Waktu Pemrosesan pada automatic :
1)      Developer 20-25secs
2)      Fixer 20 secs
3)      Wash 20 secs
4)      dryer 25-30 secs. 









Kelebihan dan kekurangan processing automatic yaitu :
a.       Kelebihan 
1)      Hemat waktu-film kering diproduksi dalam 5 menit.
2)      Ruang gelap sering tidak dibutuhkan.
3)      Pengontrolan, proses standarisasi mudah dipertahankan.
4)      Zat kimia dapat diisi secara otomatis oleh beberapa mesin.
b.      Kekurangan
1)      Sangat diperlukan pengawasan ketat dan pembersihan teratur; roller yang kotor dapat menghasilkan mark (bercak) pada film.
2)      Beberapa model harus benar-benar persis.
3)      Peralatannya mahal.
4)       Mesin kecil tidak dapat memproses film ekstraoral yang besar (lebar)


Sumber :